Jurnal Foto

Menyusuri Kearifan Lokal di Kampung Naga

 


warga Kampung naga membawa hasil panen. Jurnal Foto/ Ysw

Menyusuri Kearifan Lokal di Kampung Naga

Akhir pekan kemarin, saya memutuskan untuk berpetualang ke sebuah tempat yang sudah lama ingin saya kunjungi Kampung Naga, yang terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung ini terkenal karena tetap menjaga adat dan tradisi leluhurnya di tengah modernisasi zaman.

Suasana kampung naga yang masih sangat alami. Jurnal Foto/ Ysw

Perjalanan dari Bandung ke Kampung Naga memakan waktu sekitar 4 jam menggunakan mobil. Sesampainya di sana, saya disambut oleh pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Untuk mencapai kampungnya, saya harus menuruni sekitar 400 anak tangga yang curam namun menawarkan pemandangan sawah bertingkat dan pepohonan yang rimbun di sepanjang jalan.

Begitu sampai di kampung, suasananya benar-benar berbeda. Rumah-rumah penduduk terbuat dari anyaman bambu dengan atap ijuk, tertata rapi dan menghadap ke arah yang sama. Di sana tidak ada listrik, tidak ada televisi, dan sinyal ponsel pun sangat terbatas. Tapi justru itu yang membuat pengalaman ini terasa otentik dan damai.

Salah satu sudut Kampung Naga. Jurnal Foto/ Ysw

Penduduk Kampung Naga sangat ramah dan terbuka terhadap pengunjung. Saya sempat berbincang dengan salah satu sesepuh kampung yang menjelaskan bahwa masyarakat di sana masih menjalankan tradisi adat Sunda dengan sangat ketat. Mereka tidak boleh membangun rumah dengan bahan modern, tidak boleh mengubah bentuk rumah, dan tidak boleh sembarangan membawa teknologi dari luar.

Warga kampung naga berjalan di pinggir kali. Jurnal Foto/ Ysw

Saya juga diajak melihat proses menenun, memasak dengan tungku tradisional, dan melihat upacara adat yang kebetulan sedang berlangsung. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, di mana segala sesuatu masih sederhana namun penuh makna.

Warga Kampung Naga membuat kerajinan tangan untuk di jual. Jurnal Foto/ Ysw

Sebelum pulang, saya menyempatkan diri membeli oleh-oleh berupa kerajinan tangan dari bambu dan kain tenun tradisional. Meskipun sederhana, pengalaman ini benar-benar membuka mata saya tentang pentingnya menjaga warisan budaya.

Perjalanan ke Kampung Naga bukan hanya sekadar jalan-jalan, tapi juga pelajaran tentang hidup selaras dengan alam dan menjaga kearifan lokal. (YSW)

Rumah Warga Kampung Naga. Jurnal Foto/ Ysw




Previous Post Next Post

Formulir Kontak